Marah adalah sifat dan tabiat manusia, sebagaimana
dalam hadits Abu Hurairah radiyallahu’anhu, Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
اللهم إنما محمد بشر، يغضب كما يغضب البشر، وإني
قد اتخذت عندك عهدا لن تخلفنيه، فأيما مؤمن آذيته، أو سببته، أو جلدته، فاجعلها له
كفارة، وقربة، تقربه بها إليك يوم القيامة [صحيح مسلم]
Ya Allah .. sesungguhnya Muhammad juga manusia,
bisa marah sebagaimana manusia lainnya marah, dan sesungguhnya aku sudah
mengambil janji darimu Engkau tidak akan mengingkarinya, maka siapa saja mukmin
yang aku sakiti, atau aku cela, atau aku cambuk, maka jadikanlah itu sebagai
kaffarah (penghapus dosa) baginya dan sebagai amalan yang mendekatkannya kepada-Mu di hari
kiamat. [Sahih Muslim]
Marah adalah perasaan hati yang tidak bisa
dikendalikan oleh manusia sebagaimana halnya rasa cinta, benci, malu, iman dan
kufur. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ
يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ } [الأنفال: 24]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi (menguasai)
antara manusia dan hatinya.
[Al-Anfaal:24]
Akan tetapi, Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan kita
untuk tidak marah. Sebagaimana dalam sebuah hadits Abu Hurairah radiyallahu’anhu
berkata: Seseorang meminta kepada Rasulullah: Berilah aku wasiat. Rasulullah
menjawab: Jangan marah". Namun orang tersebut terus mengulangi
permintaannya, dan Rasulullah tetap menjawab: لا تغضب "Jangan marah".
[Sahih Bukhari]
Abdullah bin 'Amr radiyallahu’anhuma bertanya
kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam: Amalan apa yang bisa menjauhkanku dari murka Allah? Rasulullah
menjawab: "Jangan marah". [Musnad Ahmad: Sahih]
Salah seorang sahabat Rasulullah bertanya:
Ajarilah aku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga, tapi jangan terlalu
banyak untukku. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jangan marah".
[Musnad Abu Ya'laa: Sahih]
Jangan marah artinya: Jangan mendekati atau
melakukan hal-hal yang bisa menimbuklan marah, dan jika marah maka jangan
dilampiaskan dan segeralah melakukan hal-hal yang bisa meredakan amarahnya.
Beberapa amalan yang bisa meredahkan amarah.
1.
Diam.
Dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhuma;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إذا غضب أحدكم فليسكت
"Jika
seseorang dari kalian merasa marah, maka diamlah". [Musnad Ahmad: Sahih]
2.
Menahan diri.
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا
الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
"Bukanlah orang yang kuat itu adalah orang
yang selalu mengalahkan lawannya, akan tetapi orang kuat itu adalah orang yang
mampu menahan dirinya
ketika marah". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
3.
Membaca: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ .
{وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ
مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الأعراف:
200]
"Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." [Al-A'raaf:200]
Sulaiman bin Shurd radiyallahu’anhu berkata:
Dua orang saling mencaci di sisi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasalam
dan kami duduk bersamanya. Salah satu dari keduanya mencaci temannya dalam
keadaan marah dengan wajah yang memerah. Maka Rasulullah bersabda:
إِنِّى لأعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ
عَنْهُ مَا يَجِدُ ، لَوْ قَالَ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Sesungguhnya
aku tau kalimat yang kalau ia baca maka akan hilang amarah yang ia rasakan.
Kalau ia membaca: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang
dirajam". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
4.
Kalau berdiri langsung duduk, dan kalau duduk langsung berbaring.
Dari Abu Dzar radiyallahu’anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إذا غضب أحدكم وهو قائم فليجلس ، فإن ذهب عنه
الغضب وإلا فليضطجع
"Jika
seorang dari kalian lagi marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, dan jika
amarahnya belum hilang maka berbaringlah." [Sunan Abu Daud: Sahih]
5.
Berwudhu.
Dari 'Athiyah As-Sa'diy radiyallahu’anhu,
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إن الغضب من الشيطان ، وإن الشيطان خلق من النار
، وإنما تطفأ النار بالماء فإذا غضب أحدكم فليتوضأ
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan
sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan sesungguhnya apa itu dipadamkan
dengan air, maka jika seseorang dari kalian sedang marah maka
berwudhulah". [Sunan Abi
Daud: Hadits daif (lemah)]
6.
Mengingat kuasa Allah terhadapnya jika ia sedang menghukum.
Abu Mas'ud Al-Badry radiyallahu’anhu berkata: Suatu hari
aku memukul seorang budakku dengan cambuk, tiba-tiba aku mendengar suara dari
belakangku "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!", tapi aku tidak
paham dengan suara itu karena sedang marah. Ketika orang tersebut mendekat
padaku, ternyata ia adalah Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam,
kemudian berkata: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!, Ketahuilah wahai Abu
Mas'ud!". Lalu aku menjatuhkan cambuk dari tanganku, dan Rasulullab sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
اعلم أبا مسعود ، أن الله أقدر عليك منك على
هذا الغلام
"Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!, sesungguhnya
Allah lebih berkuasa (memberikan hukuman) terhadapmu dari enkau terhadap budak
ini".
Abu Mas'ud radiyallahu’anhu berkata: Aku tidak akan
memukul budak lagi setelah ini. [Sahih Muslim]
7.
Mengingat pahala memaafkan.
{وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا
أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ } [النور:
22]
"Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang
dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". [An-Nuur:22]
{وَمَا عِنْدَ اللَّهِ
خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ . وَالَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ}
[الشورى: 36-37]
"Dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan
lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan Hanya kepada Tuhan mereka,
mereka bertawakkal. Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf." [Asy-Syuuraa:
36-37]
{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ
مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [آل عمران: 133-134]
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan." [Ali 'Imran: 133-134]
Dari Mu'adz bin Anas
radiyallahu’anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
من كظم غيظا وهو قادر على أن ينفذه،
دعاه الله عز وجل على رءوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره الله من الحور العين ما شاء
[سنن أبي داود]
"Barangsiapa yang menahan marah padahal ia
manpu melampiaskannya, Allah akan memanggilnya di hadapan semua makluk pada
hari kiamat sampai Allah menyuruhnya memilih bidadari sesuai yang ia
inginkan". [Sunan Abu Daud: Hasan]
Istigfar setelah marah.
{وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى
إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي أَعَجِلْتُمْ
أَمْرَ رَبِّكُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ
قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلَا
تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ . قَالَ
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
} [الأعراف: 150-151]
Dan tatkala Musa Telah kembali kepada kaumnya
dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan
yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! apakah kamu hendak mendahului janji
Tuhanmu*? dan Musapun melemparkan luh-luh** (Taurat) itu dan memegang (rambut)
kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai
anak ibuku, Sesungguhnya kaum Ini Telah menganggapku lemah dan hampir-hampir
mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira
melihatku, dan janganlah kamu masukkan Aku ke dalam golongan orang-orang yang
zalim". Musa berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah Aku dan saudaraku dan
masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di
antara para penyayang".
[Al-A'raaf: 150-151]
*Maksudnya: apakah kamu tidak sabar menanti
kedatanganku kembali sesudah munajat dengan Tuhan sehingga kamu membuat patung
untuk disembah sebagai menyembah Allah?
**Luh ialah: kepingan dari batu atau kayu yang
tertulis padanya isi Taurat yang diterima nabi Musa a.s. sesudah munajat di
gunung Thursina.
Yang mencegah amarah.
1.
Mengetahui bahwa dengan merendah dan memaafkan seseorang bertambah
mulia.
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
ما زاد الله عبدا بعفو إلاّ عزا
"Allah tidak menambah bagi seorang hamba yang
memaafkan kecuali kemuliaan." [Sahih Muslim]
2.
Sabar dan bijaksana.
3.
Bergaul dengan penyabar dan bijaksana.
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الرجل على دين خليله ، فلينظر أحدكم من يخالل
"Seseorang
itu dipengaruhi oleh perilaku orang yang dicintainnya, maka hendaklah kalian
memperhatikan siapa yang ia cintai." [Sunan Abi Daud: Hasan]
4.
Mengingat kebencian orang terhadap pemarah.
{وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا
غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ}
[آل عمران: 159]
"Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka." [Ali 'Imran:159]
5.
Mengingat akibat buruk setelah marah. Seperti: membunuh, melukai,
menyakiti orang lain, perceraian, dan akhirnya penyesalan.
6.
Mengingat pengaruh buruk di saat marah. Seperti: raut muka yang berubah,
ucapan yang tidak baik, bertingkah seperti orang gila, dan lain-lain.
Marah yang tercela.
1.
Marah demi harga diri.
Aisyah radiyallahu’anha berkata: Rasulullah
sallallahu
'alaihi wasallam tidak pernah
marah demi harga dirinya jika ia dihina, kecuali jika sudah melanggar ketentuan
Allah, maka ia marah demi Allah. [Sahih Bukhari dan Muslim]
2.
Marah karena fanatisme.
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ
لِعَصَبَةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً، فَقُتِلَ، فَقِتْلَةٌ
جَاهِلِيَّةٌ [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
yang berperang di bawah panji buta, marah karena
fanatisme, atau mengajak kepada fanatisme, atau membela fanatisme, kemudian ia
mati, maka ia mati jahiliyah." [Sahih Muslim]
3.
Marah karena kesombongan.
{إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ
كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ
سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى
وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا} [الفتح:
26]
"Ketika
orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan
Jahiliyah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada
orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa (kalimat
tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah) dan adalah mereka berhak dengan
kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui
segala sesuatu."
[Al-Fath:26]
4.
Marah demi Allah dan agama dengan cara yang salah.
Jundab radiyallahu’anhu berkata:
Rasulullah sallallau ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seseorang yang mengatakan: Demi Allah, Allah tidak
akan mengampuni si Fulan!. Maka Allah berkata kepadanya:
من ذا الذى يتألى على أن لا أغفر لفلان ؟
فإنى قد غفرت لفلان ، وأحبطت عملك !
"Siapa
yang telah bersumpah bahwa Aku tidak akan mengampuni dosa si Fulan?
Sesungguhnya Aku telah mengampuninya dan Aku hapuskan amal kebaikanmu." [Sahih Muslim]
Orang ini marah demi agama melihat saudaranya
melakukan maksiat, tapi ia berlebihan sehingga menghukumi dengan cara yang
salah dan akhirnya Allah marah kepadanya.
Marah yang terpuji.
1.
Marah demi Allah dan agama dengan cara yang baik.
{قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ
اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ
مُؤْمِنِينَ . وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ} [التوبة: 14، 15]
"Perangilah
mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan)
tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap
mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. Dan menghilangkan panas
hati orang-orang mukmin."
[At-Taubah: 14-15]
Seseorang datang kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam dan berkata:
Sesungguhnya aku terlambat salat subuh karena si fulan yang terlalu panjang
bacaannya.
Abu Mas'ud radiyallahu’anhu berkata:
Maka aku tidak pernah melihat Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
marah pada saat menasehati seperti marahnya hari itu, kemudian beliau bersabda:
يا أيها الناس
إن منكم منفرين، فأيكم أم الناس، فليوجز فإن من ورائه الكبير، والضعيف وذا الحاجة [صحيح
مسلم]
"Wahai
sekalia manusia, sesungguhnya ada dari kalian yang membuat orang lari (dari
ajaran Islam), maka siapapun dari kalian yang menjadi imam bagi orang-orang,
maka hendaklah ia mempersingkat, karena dibelakangnya (makmum) ada orang tua,
orang lemah, dan yang punya hajat." [Sahih Bukhari dan Muslim]
2.
Marah mempertahankan jiwa, harga diri, keluarga, dan harta.
Contoh: Dari Sa'id bin Zaid radiyallahu’anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
من قتل دون ماله فهو شهيد، ومن قتل دون أهله،
أو دون دمه، أو دون دينه فهو شهيد
"Barangsiapa
yang mati mempertahankan hartanya maka ia mati syahid, dan barangsiapa yang
mati mempertahankan keluarganya atau dirinya atau agamanya maka ia mati
syahid." [Sunan Abu Daud:
Sahih]
Ammar bin Yasir berkata radiyallahu’anhuma:
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering membaca do'a ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
كَلِمَةَ الْعَدْلِ وَالْحَقِّ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا
Ya
Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ucapan yang adil dan benar di saat
marah dan senang! [Sahih Ibnu
Hibban]
Wallahu a'lam..
subhanallah....tulisannya nggak hanya bagus tapi juga membuat orang lain tergugah dengan tulisannya.
BalasHapustips yang sangat bagus untuk dipraktekkan.. mengendalikan amarah memang sangat penting, sebab marah hanya akan merugikan diri kita bahkan bisa membahayakan kesehatan..
BalasHapushttp://www.gocantiksehatalami.com/2015/06/hindari-marah-jika-tak-ingin-terkena.html