Bismillahirrahmanirrahim…
"Katakanlah:
Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik". (Q.S, Yusuf : 108)".
Saudaraku yang berda'wah dijalan Allah...
Pesan ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw yang merasa berada
dalam kesendirian karena ditinggalkan oleh dua bemper da'wahnya yaitu
Abu Thalib pamannya dan Khaijah, isterinya. Dalam ayat ini Allah swt
menjelaskan dengan tegas jalur da'wah yang harus dilalui oleh setiap
pembawa dan penerus jejak risalah.
Kalimat
pembuka ayat dinyatakan dengan Qul (katakanlah). Kalimat ini dengan
tagas menjelaskan bahwa tugas da'wah adalah tugas dari Allah. Para da'i
adalah orang yang telah menempatkan dirinya dalam jajaran pesuruh
Allah. Konsep kerja yang dilakukan adalah konsep kerja yang datangnya
dari Allah. Inovasi seorang da'i dalam aktifitas da'wahnya tidak boleh
keluar dari frame yang telah Allah buat.
Hazihi Sabili (Inilah
Jalanku) inilah kata pemisah yang sangat tegas dan jelas. Jalan yang
ditempuh Rasulullah dalam berda'wah sebagai garis batas antara iman dan
kufur, jalan pemisah antara Tauhid dan Syirk, jalur pemisah antara
Islam dan jahiliyah, dan ketetapan hukum yang membedakan antara Al Haq
dan Al Bathil.
Inilah posisi seorang da'i yang harus jelas dalam
bersikap. Tampil beda dengan keyakinan tinggi, terpisah dari komunitas
yang berbeda dengan dirinya. Seorang dai tidak cukup hanya menyerukan
kebaikan, sementara kehidupannya tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan komunitas jahiliyah yang dia tentang. Konfrontasi
dengan jahiliyah sejak subuh hari da'wah dikumandangkan telah terjadi
dan akan terus berlangsung sampai akhir zaman. Karena antara Islam dan
jahiliyah adalah dua kutub magnet yang selamanya tidak akan pernah
bertemu. Ketidak jelasan sikap seorang dai terhadap nilai-nilai dan
sistem yang ada di luar Islam akan sangat mengganggu orsinalitas
risalah yang disampaikan dalam berda'wah.
Keyakinan dan
keteguhan inilah yang akan membentuk sikap seorang dai sebagai penyeru
kepada Dinullah. Ad'u ilallah (Aku Menyeru kepada Allah). Kata da'wah
dan sejenisnya dalam Al Qur'an selalu dikaitkan dengan Allah. Ada tiga
hal penting dalam redaksi ini, yaitu :
Pertama,
untuk mempertegas bahwa aktifitas da'wah adalah mengajak dan
mengantarkan umat manusia mengenal dan mematuhi Allah, bukan untuk
mengenal dan mematuhi da'inya.
Kedua,
yang harus ditinggikan, dibesarkan dan dilindungi dalam da'wah adalah
Dinullah (agama Allah), bukan kepentingan dai dan sejenisnya.
Ketiga,untuk
menunjukkan bahwa jalan da'wah yang dilalui oleh para dai adalah jalan
hidup yang datangnya dari Allah, bukan buatan manusia.
Jalan
Allah yang ditempuh para dai itu adalah Ash Shirat al Mustaqim (jalan
lurus) yang mengantarkan manusia kepada subulas-salam (jalan
kebahagiaan) hakiki di dunia dan di akhirat.
Dengan penegasan ini da'wah adalah tawaran obyektif dari para dai
kepada umat manusia. Tidak ada kepentingan pribadi da'i di dalamnya.
Penerimaan dan penolakan obyek da'wah bergantung kepada seberapa besar
kesadaran obyek da'wah itu dalam menyerap kebenaran Dinullah.
Dengan
demikian keberhasilan dalam da'wah tidak membuat da'i merasa bangga
diri, dan kegagalan dalam da'wah tidak membuat da'i menjadi frustasi.
Nabi
Ibrahim dalam berda'wah harus berkonfrontasi dengan ayah dan kaumnya.
Liku-liku da'wahnya terasa sangat melelahkan dengan berbagai dinamika
yang memerlukan daya tahan prima. Tetapi nabi Ibrahim as menyadari
bahwa tidak ada jalan lain kecuali sabilullah (jalan Allah) maka
Ibrahim tetap istiqomah di jalan da'wah itu meskipun tantangan kuat
menghadang.
Rasulullah saw dalam da'wahnya selama di Makkah
membuktikan dengan jelas bahwa rute perjalanan da'wah adalah rute
perjalanan yang telah Allah gariskan. Tawaran-tawaran yang diajukan
kaum kafir Quraisy untuk mencoba mengalihkan da'wah Nabi Muhammad tidak
dapat sedikitpun mempengaruhi jalan da'wahnya. Rasulullah menyadari
betul bahwa yang berhak menentukan arah perjalan da'wah hanyalah Allah
swt, bukan dirinya atau permintaan kaum yang terus menerus
menentangnya.
Dakwah menuju jalan Allah ini merupakan tugas para
rasul dan seluruh pengikutnya, ana wa manittaba'ani (aku dan
orang-orang yang mengikutiku) dengan tujuan untuk mengeluarkan umat
manusia dari zhulumat (kegelapan kufur) menuju kepada nur (cahaya
Islam).
Karakter dasar orang beriman adalah da'i, penyeru
kebaikan untuk diri sendiri dan orang-orang yang berada dalam
otoritasnya. Tidak ada satupun dari umat Islam ini yang dapat berlepas
diri dari tugas dan tanggung jawab da'wah. "Kamu adalah umat terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah". (QS. 3:110)
Demikianlah
da'wah Islam memproduksi orang-orang berkepribadian tangguh yang
memiliki identitas jelas, berpengetahuan luas, bertanggung jawab dan
produktif dalam menebarkan kebaikan di tengah-tengah umatnya.Tujuan
utama da'wah adalah menjadikan Allah swt sebagai puncak semua tujuan
aktifitas da'wah. Sehingga produk dari proses da'wah adalah masyarakat
Rabbani yang selalu berorientasi kepada Allah.
Semoga kita semua
bisa menjadi da'i-da'i (minimal bagi diri kita sendiri, keluarga dan
masyarakat disekitar kita) sebagai kewajiban kita sebagai pengikut
Rasulullah, (ana wa manittaba'ani, aku dan orang-orang yang
mengikutiku). Amin
Wallahu'alam Bishowab.
(`'•.¸Selamat datang di Blogger kami ARTIKEL ISLAM. Pemilik Blogger ini Akhi Amran., yang menyediakan Artikel Artikel Pilihan. Semoga yang Akhi Amran sajikan dalam Blogger sederhana ini bermanfaat bagi pengunjung sekalian. Setiap pengunjung boleh mengcopy dan menyebarkan tulisan dalam Blogger ini dengan tetap menjaga amanat ilmiah.¸.•'´)
PILIHAN
- Daftar isi
- Bersama.•* Satu Iman Dalam Islamï·²
- Kisah Nabi Muhammad dan Para Sahabat
- Goda'an Wanita
- Wanita keluar rumah
- Syarat pakaian wanita muslimah
- Inilah Jalanku!
- Inilah Jalanku...II
- Do'a bepergian (musafir)
- Meraih cinta Allah
- Jangan MARAH
- Orang Sabar
- Fungsi Musibah
- Pernikahan Aisyah dengan Rasulullah
- Indahnya Bertakwa
- Taubat .. Kenapa tidak ?
- 10 dari Buah Iman
- SABAR DAN IKHLAS
- (Larangan Berdebat, Jidal dan Bertengkar, Khususnya Dalam Masalah Al-Qur’an)
- Kretariat Wanita Idaman
- Lemah Lembut Dalam Bertutur kata
- Hati-Hati dengan Lisan Kita ini Saudaraku fillah
Pilihan
Daftar Isi (2)
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar nya..:)